MOTTO HIDUP :

Allah adalah Tuhanku, Muhammad adalah Nabi dan Rasulku, Qur’an Hadis adalah landasanku, Alam semesta adalah sumber inspirasiku, Ibadah dan amal adalah esensi kemanusiaanku, Insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi oleh Allah SWT adalah tujuanku, Jarak (s) adalah kecepatan (w) dikali waktu (t) adalah semangatku, Yakin usaha sampai adalah semboyanku

Kamis, 02 Juli 2009

Waktu.

Waktu.
oleh r.maghani

sebuah renungan yang mendasar dan membuatku terhenyak ketika beberapa hari yang lalu dalam emailku ada pesan masuk, dari seorang sahabat, dia mengingatkanku tentang waktu. Waktu kata sahabat ini bergerak seiring dengan kecepatan cahaya dalam sebuah ruang, dan dalam kecepatan itu juga waktu melahirkan berbagai macam berkah, hidayah ataupun masalah. Tergantung dari manusia yang melakoni waktu karena waktu berbanding lurus dengan berkah, hidayah ataupun masalah. Semakin panjang waktu yang kita dapatkan maka semakin banyak juga kesempatan untuk menadapatkan itu semua.
Dan akhirnya aku berpikir ternyata modal bagi kita dalam mengarungi kehidupan di dunia adalah waktu. waktu yang sangat singkat, denyut-denyut jantung yang terbatas, dan hari-hari yang terus berganti yang diberikan oleh allah akan menjadi suatu keberuntungan, jikalau mau memanfaatkan kesempatan dan detik-detik waktu tersebut untuk kebajikan.
Karena pada hakekatnya waktu bagi kita adalah usia. Waktu adalah inti hidup yang abadi. Berjalannya waktu, tak ubahnya seperti awan. Jika waktu dimanfaatkan untuk Allah dan menyembah-Nya, maka itulah nilai yang paling mahal untuk umurnya. Dan apabila waktunya dimanfaatkan untuk hal yang tak berguna, maka nilai umurnya tak lebih seperti umur binatang. Dan kematian baginya lebih baik daripada hidupnya.

Allah berfirman : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran." (Al Ashr: 1-3).

Hari demi hari silih berganti, malam demi malam saling mengikuti, dan begitu seterusnya. Dan manusia adalah musafir yang sedang menelusuri perjalanan yang ditemani waktu hingga sampai pada titik akhir perjalanan. Dan setiap orang adalah bagian dari kafilah umat yang terus berjalan silih berganti dari generasi ke generasi dan berakhir pada suatu tempat yaitu surga dan neraka. Seorang musafir yang bijak, pastinya menyadari bahwa perjalanan adalah tugas berat dan penuh tantangan yang tidak mungkin untuk dapat dinikmati dengan indah. Sebab kenikmatan akan ada setelah ia sampai ke tempat tujuan. Dan ia pun akan menyadari bahwa setiap detik yang dilaluinya dan setiap kaki yang melangkah dalam perjalanannya tidak mungkin berhenti. Sehingga Ia pun harus terus mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup.
Maka dari itu kita perlu merenungkan sebuah pesan jujur dan nasehat yang mulia pernah terlontar dari seorang Fadhil bin Iyadh, ia berkata : "Berpikirlah dan berkaryalah sebelum datang penyesalan. Jangan terpesona oleh gemerlap dunia, karena dunia pasti akan menipunu !".wallahualam bishsyahab

Tidak ada komentar: